Pj Gubernur Kalbar Hadiri Makan Saprahan Bersama di Keraton Kadriah Pontianak

Penjabat (Pj) Gubernur Kalimantan Barat, Harisson, didampingi oleh Pj Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Kalimantan Barat, Ny. Windy Prihastari Harisson, menghadiri Makan Saprahan Bersama. (Adpim Kalbar)
KILASKALBAR – Dalam rangkaian acara Saprahan Khatulistiwa 2025, Penjabat (Pj) Gubernur Kalimantan Barat, Harisson, didampingi oleh Pj Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Kalimantan Barat, Ny. Windy Prihastari Harisson, menghadiri Makan Saprahan Bersama yang diselenggarakan di Keraton Kadriah Pontianak pada Selasa (11/2/2025). Acara ini merupakan bagian dari inisiatif yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Kalimantan Barat dalam mendukung pelestarian budaya lokal.
Deputi Gubernur Bank Indonesia, Filianingsih Hendrata, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas undangan dan sambutan hangat dari Keluarga Besar Keraton Kadriah. Menurutnya, kehadiran dalam acara tersebut merupakan suatu kehormatan untuk dapat secara langsung merasakan kekayaan budaya yang masih terjaga di Kalimantan Barat.
“Bank Indonesia berkomitmen dalam mendukung pelestarian budaya, termasuk tradisi Saprahan. Tradisi ini bukan sekadar makan bersama, tetapi mengandung makna mendalam tentang kebersamaan, keramahtamahan, dan kesetiakawanan sosial—nilai-nilai yang juga menjadi semangat dalam membangun perekonomian,” ujar Filianingsih.
Sementara itu, Pj Gubernur Kalbar, Harisson, dalam sambutannya menekankan pentingnya menjaga kelestarian Makan Saprahan sebagai warisan budaya yang mencerminkan egalitarianisme dan kebersamaan antara pemimpin dan rakyat.
“Makan Saprahan adalah tradisi yang harus kita pertahankan. Tidak ada sekat pemisah antara rakyat dan Sultan, atau antara rakyat dengan pejabatnya. Dalam tradisi ini, semua duduk bersama, berbincang, dan mencari solusi atas berbagai permasalahan di masyarakat,” ujar Harisson.
Ia juga mengapresiasi peran Bank Indonesia Perwakilan Kalbar yang telah berkontribusi dalam memperkenalkan budaya dan tradisi daerah kepada para wisatawan.
Maha Ratu Suri Mahkota Agung Tanaya Ahmad, mewakili Sultan Pontianak IX, Syarif Machmud Melvin Alkadri, S.H., menjelaskan bahwa Makan Besaprah merupakan tradisi yang diwariskan sejak Sultan pertama Pontianak dan memiliki makna sakral. Ia juga menuturkan bahwa dalam prosesi makan tersebut, setelah menikmati hidangan khas Pontianak, acara ditutup dengan meminum air serbat dari kayu dan rempah alami sebagai antioksidan.
“Makan Besaprah sejak dahulu merupakan ajang bagi para petinggi dan penghulu negeri untuk duduk bersama membahas persoalan masyarakat,” ungkap Maha Ratu.
Acara ini juga menjadi ajang promosi budaya Kalimantan Barat, diharapkan dapat menarik minat wisatawan untuk mengenal lebih jauh kearifan lokal. Turut hadir dalam acara ini keluarga besar Kesultanan Pontianak, perwakilan Forkopimda, bupati dan wali kota se-Kalimantan Barat, serta Kepala OPD di lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat.