Oktober 22, 2025

Gubernur Kalbar Tekankan Pentingnya Literasi Keuangan dan Bahaya Judi Online

DSC04410-2048x1315

PONTIANAK, KILAS KALBAR – Gubernur Kalimantan Barat, Ria Norsan, mengajak masyarakat, khususnya generasi muda, untuk menjauhi praktik judi online dan menumbuhkan kebiasaan menabung sejak dini. Hal tersebut disampaikan Gubernur saat menghadiri kegiatan Kampanye Ayo Menabung dan Literasi Anak Tiga Etnis Kalbar yang berlangsung di Pendopo Gubernur Kalimantan Barat, Minggu.

Dalam sambutannya, Gubernur Ria Norsan menegaskan bahwa praktik judi online telah menimbulkan banyak dampak negatif dan merugikan masyarakat. Ia menyebut banyak pelaku usaha yang akhirnya kehilangan segalanya karena terjerat permainan digital ilegal tersebut.

“Banyak masyarakat kita yang sampai berhabis. Maksudnya dia punya usaha bagus, kena judi online ini, akhirnya berhabis sampai datang, sekarang hanya pakaian yang ada di badannya,” ujar Gubernur.

Ia menambahkan, judi online tidak hanya melanggar hukum, tetapi juga bertentangan dengan ajaran agama.

“Mesin itu sudah diatur. Kita dibohongi. Mesin tuh udah dimenangin dulu. Nggak ada judi yang betul-betul bikin kita menang,” tegasnya.

Gubernur Ria Norsan juga mengingatkan pentingnya membangun kebiasaan positif seperti menabung sejak dini. Ia menyampaikan apresiasi atas keberhasilan Kalimantan Barat yang pernah menjadi provinsi terbaik dalam program Tabungan Pelajar (SimPel), dan berharap semangat menabung terus ditingkatkan di kalangan pelajar.

“Alhamdulillah, kita pernah menjadi nomor satu untuk tabungan pelajar. Kegiatan ini penting untuk membangun literasi keuangan anak-anak kita,” ungkapnya.

Kegiatan Kampanye Ayo Menabung dan Literasi Anak Tiga Etnis Kalbar juga menjadi bagian dari puncak program kerja Duta Bahasa Kalimantan Barat Tahun 2025. Kepala Balai Bahasa Kalbar, Uniawati, menjelaskan bahwa kegiatan ini diikuti anak-anak dari tiga etnis besar di Kalimantan Barat—Melayu, Dayak, dan Jawa—sebagai sarana menanamkan nilai toleransi, cinta bahasa daerah, dan literasi sejak dini.

“Kami ingin anak-anak memahami bahasa daerah mereka masing-masing sebagai bagian dari identitas. Program ini juga dirancang untuk membangun sikap saling menghargai antaretnis sejak usia dini,” kata Uniawati.

Uniawati berharap kegiatan serupa dapat terus berlanjut dan menjadi bagian dari gerakan pelestarian bahasa daerah yang melibatkan berbagai pihak.

Kegiatan ini terselenggara atas kerja sama antara Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kalbar, Balai Bahasa Kalbar, dan mitra pendidikan lainnya. Melalui kegiatan ini, diharapkan anak-anak Kalbar tumbuh menjadi generasi cerdas, toleran, dan bijak dalam menghadapi tantangan era digital.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *